Lubuk Tampuruang (Padang, Kuranji) |
Selain Ngarai Sianok yang makin tenar di Ranah Minang, jangan lupa tengok juga Air Terjun Lubuak Tampuruang. Berada di dalam komplek perumahan, butuh banyak energi untuk membuktikan kecantikannya yang bersembunyi.
Pesona alam Minangkabau tak henti-henntinya membuat kita kagum. Bukan Lembah Harau atau Ngarai Sianok, tapi kita akan mengunjugi sebuah air terjun yang berada di Padang.
Sumatera Barat sebagai salah satu destinasi wisata andalan di Indonesia ternyata memiliki banyak pemandangan alam yang masih tersembunyi yang ingin segera ditemukan. Di ibukota Provinsi Sumatera Barat, Padang tepatnya di Perumahan Belimbing, Kecamatan Kuranji, terdapat sebuah air terjun yang letaknya di pedalaman hutan.
Lubuk tempurung atau masyarakat sekitar menyebutnya Lubuak Tempurung merupakan sebuah air terjun yang masih sedikit orang mengetahui keindahan air terjunnya. Dengan menempuh waktu sekitar hampir 1 jam dari Kota Padang, saya berkesempatan untuk menikmati indahnya alam Minangkabau yang masih perawan itu.
Akses transportasi yang tidak terlalu baik dan lokasi air terjun yang cukup terpencil, membuat para pencari kenikmatan alam mau tidak mau harus menaiki sepeda motor. Dengan kecepatan 60 km per jam, saya bergegas memacu kendaraan.
Hampir 30 menit saya sampai di pintu masuk kawasan Belimbing. Karena daerah tersebut tidak memiliki tanda masuk, saya harus bertanya kepada beberapa masyarkat yang saya temui untuk mengetahui di mana pintu masuk menuju air terjun tersebut.
Setelah beberapa lama mencari, akhirnya saya menemukan sebuah jalan sempit beraspal yang hanya bisa dilalui oleh satu buah mobil pribadi. Itu pun pengendara harus memacu kendaraanya dengan hati hati karena sempitnya jalan. Sebelum sampai ke kawasan Lubuk Tempurung, saya diberi sebuah opening view yang sangat indah.
Selama perjalanan menuju kawasan, saya disuguhi hamparan sawah hijau yang membentang sepanjang mata memandang. Setelah memacu kendaraan sekitar 20 menit dari jalan masuk, saya harus melewati jalan yang tanah serta batu-batu pecah yang siap mengoyak ban motor jika tidak berhati-hati.
Pendakian yang cukup sulit dan berlubang sangat menyulitkan saya memacu kendaraan dengan kecepatan maksimal. Namun saya beruntung karena cuaca pada saat itu cukup cerah. Jika turun hujan tentu akan lebih menyulitkan.
Setelah perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya saya sampai di sebuah jalan setapak yang tidak memungkinkan bagi saya untuk dapat memacu kendaraan. Setelah bertanya kepada beberapa masyarakat sekitar ternyata memang jalan tersebut merupakan batas kawasan bagi kendaraan.
Untuk itu saya harus berjalan sekitar 20 menit dari lokasi pemberhentian agar bisa sampai ke air terjun tersebut. Setelah meninggalkan kendaraan di sebuah pondok, saya mengikat kencang tali sepatu dan bergegas menyusuri hutan yang di dalamnya telah menunggu sebuah keindahan alam yang cantiknya luar biasa.
Ternyata tidak sulit untuk mengetahui lokasi air terjun. Terdapat jalan setapak yang biasa dilalui masyarkat sekitar untuk pergi berladang atau hanya sekadar mencari kayu bakar di hutan.
"Ikuti jalan setapak ini, dik. Nanti ada pedakian, nah terus aja pas di puncaknya nanti pas di bawahnya ada air terjun," ujar seorang bapak dengan logat Minang yang sangat kental memberikan petunjuk arah kepada saya.
Bergegas saya berjalan dan mempercepat langkah menyusuri ilalang dan hutan yang ada di sekitarnya. Hampir 10 menit saya berjalan belum juga menemukan pendakian yang dimaksud.
Saya sempat berpikir bagaimana jika saya tersesat dan tidak membawa bekal apa-apa, namun kekhawatiran itu seketika sirna ketika saya melihat sebuah pendakian yang tidak terlalu terjal. Sedikit demi sedikit kaki melangkah karena energi telah terkuras selama perjalanan
Ketika hampir mencapai puncak tiba-tiba terdengar suara gemuruh air yang sangat deras. Dengan cepat saya melangkahkan kaki. Terlupa akan segala lelah yang terkumpul selama perjalanan. Setelah mencapai puncak, akhirnya tampak samar sebuah air terjun tepat berada di bawah sebuah tebing terjal.
Dengan berhati-hati saya mulai menapaki penurunan tebing. Akhirnya semua keringat yang mengucur terbayar sudah. Sebuah air terjun dengan tinggi sekitar hampir 20 meter terpampang bebas dengan indahnya.
Dengan bentuk kolam persis seperti tempurung serta air yang sangat jernih membuat saya ingin menenggelamkan diri dan tak ingin lagi ke permukaan. Di pinggir kolam terdapat dinding batu hijau yang diselimuti lumut mempercantik tampilan air terjun ini.
Selain itu, tepat di atasnya terdapat juga genangan yang juga berbentuk seperti kolam diselingi air terjun kecil yang mengalirinya. Luar biasa cantik air terjun ini!
Namun sayangnya tidak ada perhatian khusus bagi tempat yang berpotensi menjadi objek wisata alam ini. Pemerintah daerah seperti menutup mata akan pesona keindahan air terjun yang sebenarnya sanggup menjadi wisata alam nomor satu di Sumatera Barat.
0 comments:
Post a Comment